Pages

Subscribe:

counters

About

Selasa, 04 November 2014


RESENSI FILM

Judul Film       : A Long Visit atau My Mom
Sutradara         : Yup Sung Yoo
Penulis             : Jang Hye Sun, Kho Hye Jeong
Pameran          : Kim Hae-Sook sebagai Ibu, Park Jin-Hee sebagai Ji-Suk, Jo  Young-Jin sebagai suami Ji-Suk, Lee Moo-Saeng sebagai Joon-Soo, Jung Young-Ki sebagai Jin-Ho, Yeo Hee-Goo sebagai Hye-Young, Kim Min-Ha sebagai Ji-Suk (usia 14), Choi Sun-Young sebagai Ji-Suk (usia 8), Baek Jin-Ki – Jin-Ho (usia 6).
Produksi          : Chinjung Eomma 친정엄
Jenis film         : Drama Keluarga
Bahasa             : Korea
     A Long Visit atau My Mom adalah sebuah film yang dirilis di Korea Selatan tanggal 22 April 2010. Film ini meraih penghargaan sebagai Film Festivals tahun 2010 (14th) Puchon International Fantastic Film Festival – July 15th-25th – Open Cine Parade. Film ini merupakan melodrama Korea Selatan dengan judul My Mom dikarenakan judul ini diperkirakan lebih tepat untuk mewakili apa yang akan terjadi dalam 107 menit film ini. Film ini ditujukan untuk semua ibu dan anak di seluruh dunia.
Film ini diceritakan dengan alur campuran. Alur yang menceritakan kejadian sebelum terjadinya sebuah peristiwa kemudian setelah peristiwa itu masih ada peristiwa baru yang ditampilkan. Temanya sederhana yaitu kasih ibu tak terhingga. Melalui tema yang sederhana ini ditampilkan kisah-kisah lucu sekaligus mengharukan.
Dikisahkan hubungan yang unik di mana Ibu Ji-suk (Kim Hae-Suk) adalah sosok ibu yang sangat ideal, yang menggambarkan karakter seorang ibu yang sangat khas. Sedangkan putrinya Ji-suk (Park-Jin Hae) adalah gambaran bagaimana seorang anak bersikap pada ibunya. Ibu Ji-suk amat mencintai dan menyayangi Ji-suk ini terbukti dari sikapnya tiap kali Ji-suk diperlakukan tidak baik, misalnya ketika adiknya tidak menyisihkan makanan untuk Ji-suk, maka dengan segera ibunya mengomeli adiknya. Ketika Ji-suk remaja, masalah keluarga semakin rumit karena sering kali ayahnya bersikap kasar pada ibunya bahkan sering memukulinya, Ji-suk begitu takut dan hanya bisa menangis saat itu. Ketika Ji-suk dewasa ia tidak tahan lagi dengan perbuatan ayahnya dan mengatakan pada ibunya untuk bercerai saja dan pindah ke Seoul, tetapi ibunya berkata “Barangkali seorang ibu harus berkorban demi anaknya, aku tidak bisa membiarkanmu berhenti bersekolah hanya karena aku tidak mau dipukul oleh ayahmu!”
Ketika Ji-suk dewasa ia mendapat beasiswa untuk kuliah di Universitas Sastra di Seoul dan itu artinya ia harus meninggalkan ibunya dan keluarganya di rumah. Suatu kali Ji-suk hendak menikah dengan seorang pemuda dan pemuda itu menawarinya untuk datang bertemu dengan keluarganya. Akhirnya Ji-suk datang bersama ibu dan bapaknya, tak disangka calon mertua Ji-suk rupanya menolak dengan kasar dan tidak mau pernikahan itu terjadi tetapi ibu Ji-suk kembali ke rumah orang tua pemuda tersebut dan memohon dengan sangat agar putrinya boleh menikah dengan pemuda tersebut. Dalam percakapan empat mata dengan ibu pemuda itu, ibu Ji-suk berkata “Mungkin aku memang bodoh, tapi tidak putriku. Dia pintar dan aku tidak mau melihatnya menderita hanya karena orang tuanya bodoh dan tidak kaya”
Akhirnya Ji-suk menikah dan dikarunia seorang putri yang amat cantik dan manis. Tetapi rupanya nasib berkata lain dia tervonis Kanker Pankreas Stadium Akhir dan tentu saja itu tidak bisa disembuhkan. Ji-suk tidak mengatakannya pada ibunya, ibunya justru mengetahui berita mengejutkan itu dari suami Ji-suk. Menjelang ending film, suasana film dipenuhi dengan kesedihan yang luar biasa. Bagaimana tidak, seorang ibu tahu bahwa sebentar lagi anaknya akan meninggal padahal ia begitu mencintai dan menyayanginya.
Dari film ini, kita bisa banyak mengambil pelajaran. Bagaimana seorang putri dan putra harus memperlakukan ibunya sebaik mungkin. Ibu kitalah yang sudah melahirkan dan merawat kita sampai seperti sekarang ini. Jangan sampai kalian baru sadar ketika waktu bersama orang tua kita tinggal sedikit lagi. Kedua, memang benar sesuatu yang kita miliki akan terasa berharga saat kita sudah kehilangannya. Pesan lain yang harus kita yakini adalah jauhkan diri dari perasaan memiliki yang berlebihan karena semua hanyalah titipan yang suatu saat akan diambil kembali oleh Yang Maha Memiliki.
Film My Mom ini merupakan salah satu film yang layak untuk ditonton. Tidak ada kesan berlebihan dalam film ini, semuanya disajikan apa adanya. Film ini sangat mendidik. Film ini  seperti bercerita mengenai amanat-amanat kehidupan. Selain itu dalam segi akting, film ini memang bagus.
Sang ibu dan anak perempuannya bisa menerjemahkan skenario film yang sangat natural dan mengalir layaknya seperti kehidupan nyata. Cover film ini menarik. Jalan ceritanya tidak membosankan di mana tanpa terasa sampai pada akhir film. Ending yang menarik yang tidak dapat ditebak oleh penonton merupakan kelebihan film ini.

0 komentar:

Posting Komentar