RESENSI
FILM
Judul
Film : A Long Visit atau My Mom
Sutradara : Yup Sung Yoo
Penulis : Jang Hye Sun, Kho Hye Jeong
Pameran :
Kim
Hae-Sook sebagai Ibu, Park Jin-Hee sebagai Ji-Suk, Jo Young-Jin sebagai suami Ji-Suk, Lee Moo-Saeng
sebagai Joon-Soo, Jung Young-Ki sebagai Jin-Ho, Yeo Hee-Goo sebagai Hye-Young,
Kim Min-Ha sebagai Ji-Suk (usia 14), Choi Sun-Young sebagai Ji-Suk (usia 8),
Baek Jin-Ki – Jin-Ho (usia 6).
Produksi : Chinjung Eomma 친정엄마
Jenis film :
Drama Keluarga
Bahasa :
Korea
A Long Visit
atau My Mom adalah sebuah film yang
dirilis di Korea Selatan tanggal 22 April 2010. Film ini meraih penghargaan
sebagai Film Festivals tahun 2010 (14th) Puchon
International Fantastic Film Festival – July 15th-25th – Open Cine
Parade. Film ini
merupakan melodrama Korea Selatan dengan judul My Mom dikarenakan judul ini diperkirakan lebih tepat untuk mewakili
apa yang akan terjadi dalam 107 menit film ini. Film ini ditujukan untuk semua
ibu dan anak di seluruh dunia.
Film ini diceritakan dengan alur campuran. Alur yang
menceritakan kejadian sebelum terjadinya sebuah peristiwa kemudian setelah
peristiwa itu masih ada peristiwa baru yang ditampilkan. Temanya sederhana
yaitu kasih ibu tak terhingga. Melalui tema yang sederhana ini ditampilkan
kisah-kisah lucu sekaligus mengharukan.
Dikisahkan hubungan yang unik di mana Ibu Ji-suk (Kim
Hae-Suk) adalah sosok ibu yang sangat ideal, yang menggambarkan karakter
seorang ibu yang sangat khas. Sedangkan putrinya Ji-suk (Park-Jin Hae) adalah
gambaran bagaimana seorang anak bersikap pada ibunya. Ibu Ji-suk amat mencintai
dan menyayangi Ji-suk ini terbukti dari sikapnya tiap kali Ji-suk diperlakukan
tidak baik, misalnya ketika adiknya tidak menyisihkan makanan untuk Ji-suk,
maka dengan segera ibunya mengomeli adiknya. Ketika Ji-suk remaja, masalah
keluarga semakin rumit karena sering kali ayahnya bersikap kasar pada ibunya
bahkan sering memukulinya, Ji-suk begitu takut dan hanya bisa menangis saat
itu. Ketika Ji-suk dewasa ia tidak tahan lagi dengan perbuatan ayahnya dan
mengatakan pada ibunya untuk bercerai saja dan pindah ke Seoul, tetapi ibunya
berkata “Barangkali seorang ibu harus berkorban demi anaknya, aku tidak
bisa membiarkanmu berhenti bersekolah hanya karena aku tidak mau dipukul oleh
ayahmu!”
Ketika Ji-suk dewasa ia mendapat beasiswa untuk kuliah di
Universitas Sastra di Seoul dan itu artinya ia harus meninggalkan ibunya dan
keluarganya di rumah. Suatu kali Ji-suk hendak menikah dengan seorang pemuda
dan pemuda itu menawarinya untuk datang bertemu dengan keluarganya. Akhirnya
Ji-suk datang bersama ibu dan bapaknya, tak disangka calon mertua Ji-suk
rupanya menolak dengan kasar dan tidak mau pernikahan itu terjadi tetapi ibu
Ji-suk kembali ke rumah orang tua pemuda tersebut dan memohon dengan sangat
agar putrinya boleh menikah dengan pemuda tersebut. Dalam percakapan empat mata
dengan ibu pemuda itu, ibu Ji-suk berkata “Mungkin aku memang bodoh,
tapi tidak putriku. Dia pintar dan aku tidak mau melihatnya menderita hanya
karena orang tuanya bodoh dan tidak kaya”
Akhirnya Ji-suk menikah dan dikarunia seorang putri yang
amat cantik dan manis. Tetapi rupanya nasib berkata lain dia tervonis Kanker
Pankreas Stadium Akhir dan tentu saja itu tidak bisa disembuhkan. Ji-suk tidak
mengatakannya pada ibunya, ibunya justru mengetahui berita mengejutkan itu dari
suami Ji-suk. Menjelang ending film, suasana film dipenuhi dengan kesedihan
yang luar biasa. Bagaimana tidak, seorang ibu tahu bahwa sebentar lagi anaknya
akan meninggal padahal ia begitu mencintai dan menyayanginya.
Dari film ini, kita bisa banyak mengambil pelajaran.
Bagaimana seorang putri dan putra harus memperlakukan ibunya sebaik mungkin.
Ibu kitalah yang sudah melahirkan dan merawat kita sampai seperti sekarang ini.
Jangan sampai kalian baru sadar ketika waktu bersama orang tua kita tinggal
sedikit lagi. Kedua, memang benar sesuatu yang kita miliki akan terasa berharga
saat kita sudah kehilangannya. Pesan lain yang harus kita yakini adalah jauhkan
diri dari perasaan memiliki yang berlebihan karena semua hanyalah titipan yang
suatu saat akan diambil kembali oleh Yang Maha Memiliki.
Film
My Mom ini merupakan salah satu film
yang layak untuk ditonton. Tidak ada kesan berlebihan dalam film ini, semuanya
disajikan apa adanya. Film ini sangat mendidik. Film ini seperti bercerita
mengenai amanat-amanat kehidupan. Selain itu dalam segi akting, film ini memang
bagus.
Sang ibu dan anak perempuannya bisa
menerjemahkan skenario film yang sangat natural dan mengalir layaknya seperti
kehidupan nyata. Cover film ini
menarik. Jalan ceritanya tidak membosankan di mana tanpa terasa sampai pada
akhir film. Ending yang menarik yang tidak dapat ditebak oleh penonton
merupakan kelebihan film ini.



0 komentar:
Posting Komentar